Pernahkah Anda mendapati situs web atau aplikasi yang tidak bisa diakses? Salah satu penyebab utamanya bisa jadi serangan DDoS. DDoS (Distributed Denial of Service) adalah jenis serangan berbahaya yang mengirimkan lalu lintas palsu atau fake traffic ke server dan situs web, menyebabkan server tersebut tidak dapat diakses oleh pengguna. Menurut penelitian yang ada, serangan DDoS diperkirakan akan semakin merusak dan lebih lama pada tahun 2024.
DDoS (Distributed Denial of Service) attack adalah jenis serangan dunia maya yang bertujuan untuk membuat sebuah sistem atau layanan online, seperti website atau aplikasi, tidak dapat diakses oleh pengguna dengan cara membanjiri server target dengan volume lalu lintas (traffic) yang sangat tinggi.
Serangan ini dilakukan dengan memanfaatkan banyak komputer atau perangkat yang sudah terinfeksi malware dan dikendalikan oleh penyerang, yang disebut botnet. Komputer-komputer ini kemudian digunakan untuk mengirimkan sejumlah besar permintaan (request) secara bersamaan, sehingga server atau jaringan target kewalahan dan tidak bisa menangani trafik yang masuk, membuat layanan tersebut menjadi lambat atau bahkan tidak bisa diakses sama sekali.
Cara Kerja DDoS
-
Botnet: Penyerang pertama-tama menginfeksi sejumlah besar perangkat di berbagai lokasi. Perangkat ini bisa berupa komputer, router, atau bahkan perangkat IoT yang rentan. Semua perangkat yang terinfeksi ini kemudian diatur untuk berkomunikasi dengan server pusat yang mengontrol serangan.
-
Flooding: Setelah botnet siap, penyerang akan mengirimkan trafik atau permintaan yang sangat besar secara simultan ke server target. Ini dapat berupa permintaan data yang tidak berguna, atau permintaan koneksi yang membuat server kewalahan.
-
Sumber Serangan Terdistribusi: Karena serangan ini datang dari banyak perangkat yang tersebar di berbagai lokasi (terdistribusi), maka sangat sulit untuk mendeteksi dan memblokirnya hanya dengan menggunakan perlindungan biasa.
Dampak dari Serangan DDoS
Serangan DDoS bisa menyebabkan berbagai masalah serius, antara lain:
- Downtime Website: Website yang diserang bisa menjadi tidak dapat diakses oleh pengunjung, mengganggu operasional bisnis atau layanan online.
- Kerugian Finansial: Jika situs e-commerce atau aplikasi bisnis terhenti, kerugian finansial bisa terjadi karena hilangnya transaksi atau peluang bisnis.
- Penurunan Reputasi: Pengalaman buruk pengguna karena situs tidak dapat diakses dapat merusak reputasi dan kredibilitas perusahaan.
- Kehilangan Data: Meskipun DDoS tidak langsung merusak data, sering kali serangan ini diikuti dengan upaya lain, seperti pencurian data.
Jenis-Jenis Serangan DDoS
- Volumetric Attack: Menyerang server dengan mengirimkan sejumlah besar data atau trafik, yang menghabiskan bandwidth dan menyebabkan server menjadi lambat atau tidak bisa merespons.
- Protocol Attack: Menggunakan kelemahan dalam protokol jaringan, seperti TCP/IP, untuk membebani sumber daya sistem dan membuatnya tidak dapat digunakan.
- Application Layer Attack: Menyerang lapisan aplikasi dengan menargetkan proses atau layanan yang ada pada aplikasi web. Ini adalah jenis serangan yang lebih sulit dideteksi karena permintaannya terlihat seperti trafik normal.
Cara Menghindari DDoS Attack
Untuk melindungi website atau aplikasi dari serangan DDoS, ada beberapa langkah yang bisa diambil:
- Menggunakan Cloudflare atau layanan mitigasi DDoS lainnya.
- Meningkatkan kapasitas server untuk dapat menangani trafik lebih tinggi.
- Menggunakan firewall dan intrusion detection systems untuk mendeteksi dan memblokir serangan.
- Menggunakan load balancers untuk mendistribusikan trafik agar tidak membebani satu titik saja.
Penting untuk selalu waspada terhadap potensi ancaman DDoS dan mengambil langkah-langkah preventif guna melindungi layanan online dari gangguan yang merugikan.
.png)
